Laman

Label

Selasa, 27 Desember 2011

Candi terbesar/Terluas di Indonesia/Candi Bumi ayu

belum banyak masyarakat yang tahu kalau di pulau sumatera selain komplek percandian Muara Takus(Jambi) juga ada Komplek percandian lain, yaitu komplek candi bumi ayu, yang terletak di Desa Bumi ayu kec. tanah abang kab. Muaraenim provinsi sumatera selatan, kenapa disebut komplek candi, ya karna seperti halnya candi Muara takus, candi-candi di bumi ayu terbagi atas beberapa candi yang terpisah & tersebar di atas lahan seluas +- 76 Ha. yang dikelilingi 7 aliran sungai parit alami yang terletak di tepian sungai Lematang (sala-satu sungai besar di sumatera selatan yang merupakan anak sungai Musi). sampai sekarang baru ada 8 candi yang ditemukan.
di lihat dari Luasnya cangkupan lahan tempat komplek candi bumi ayu ini bisa dikatakan komplek percandian terluas yang ada di luar pulau jawa, candi yang struktur bangunan terbuat dari batu bata merah ini pertama kali ditemukan oleh E.B Tobring (arkeolog asal belanda) sekitar tahun 1864-an, tapi baru pada tahun 1973, 1976 dan 1990 pemerintah muara enim melakukan penelitian secara intensif.
sebelum ditemukan tahun 1864 oleh E.b Tobring, masyarakat setempat sudah mesakralkan tempat percandian ini, sesuai
dengan data yang dilaporkan oleh A.J knap (arkeolog belanda) tahun 1901 menyebutkan bahwa kawasan candi ini sudah dianggap angker(sakral) dan diberi nama daerah candi oleh masyarakat pesisir sungai lematang bahkan sebelum tahun 1998 ada beberapa laporan kalau di tengah sungai lematang terdapat bekas-bekas reruntuhan bangunan yang dapat dilihat kalau air lematang sedang surut. menurut J.P knap cerita masyarakat sekitar tahun 1990-an menyakini kalau di daerah ini pernah berdiri kerajaan yang bernama Kedebong Udang. berdasarkan persebaran cerita masyarakat sekitar desa modong (kec.sungai rotan), kec. tanah abang. sampai desa Babat (kec. babat) dapat disimpulkan bahwa wilaya dari Modong sampai Babat adalah wilayah kerajaan itu. F.M Schnitger (1934) juga melaporkan di pesisir sungai lematang desa Modong terdapat juga sebuah candi, sayangnya candi tersebut sekarang tidak dapat ditemui lagi karna telah hilang oleh erosi sungai lematang. selain itu tidak banyak informasi lebih lanjut yang dapat diketahui mengenai candi ini dari masyarakat pendukungnya sekarang,
komplek percandian bumi ayu yang terdiri dari 8 candi ini umumnya kecuali candi 1,3 dan candi 8 candi-candinya berbentuk persegi dengan tangga naik disis timur candi dengan konsep bangunan punden berundak terdiri dari beberapa lapis bangunan yang mempunyai alas/lantai candi. dilihat dari bentuk bangunan dan arca yang ditemukan di reruntuhan percandian dapat disimpulkan kalu percandian bumi ayu berlatar belakang agama hindu aliran tantriyana peninggalan abad ke 8M-13M, hal ini dapat dilihat dari ditemukanya arca dewa-dewa suci agama hindu, dan lempengan yang bertulis yang ditemukan di reruntuhan candi.
di reruntuhan candi 1 ditemukan 5 buah arca yaitu arca siwa, agastya,gajashima dan dua buah arca yang bukan berbentuk arca dewa di candi satu yang berbentuk bujur sangkar yang berukuran 10,21M x 10,47 meter ini ditemukan tangga naik disisi timur dengan relief singa menarik kereta di kedua sisi tangganya dan dibagian depan tangga di temukan beberapa reruntuhan bekas bangunan paviliun.
reruntuhan bangunan candi 3 mereupakan sekelompok bangunan candi yang terdiri dari satu buah candi induk dan dikelilingi 3 buah
candi kecil (perwara) yang masing-masing terletak di sebslah utar, timur dan selatan candi induk. candi 3 ini berbentu segi delapan dengan kaki bangunan berbentuk bujur sangkar, direruntuhan candi 3 ini ditemukan 3 potongan kepala arca yang berbentuk raksasa, arca wanita yang memakai kalung, dan arca wanita yang memegang ular. selain itu juga ditemukan beberapa arca binatang yang berupa singa, ular, buaaya dan anjing.
pada bangunan candi 8 dijumpai relief ukiran bunga-bungaan di lapisan ketiga candi. bentuk candi ke-8 ini persegi panjang dan tidak ditemui adanya tangga naik yang terdapat pada candi-lainnya di komplek candi bumi ayu ini. di bagian atas candi terdapat bingkai-bingkai polos berbentuk persegi tidak simetris.
.

3 komentar:

  1. menarik unt di teliti lebih lanjut

    BalasHapus
  2. baru tau trnyata di pulau sumatera banyak jga candinya, jika diteliti dengan intensif mngkin akan banyak lagi warisan sejarah yang akan ditemukan di pulau ini...

    BalasHapus
  3. .. Perlu untuk diteliti lebih lanjut..mengenai sejarah keberadaan candi2 ini..

    BalasHapus

Like This bro