Laman

Label

Senin, 04 Juni 2012

Catatan kidung Misteri kedatuan Sriwijaya (kumala yang terpendam)


Kerajaan sriwijaya/misteri sriwijaya/kedatuan sriwijaya



iseng  ncari bacaan di mr google, w menemukan bait ini di beberapa blog, kata mereka sich ini senandung rahasia yg turun temurun tp tdk dipublikasikan ke publik, senandung, tombok atau apapun ini, jujur w tertarik banget, secara w suka sama sejarah & misteri kerajaan sriwijaya, dan jika dicermati, deskripsinya jelas banget dari mulai masa kejayaan sriwijaya, sampai sebab kehancuran kedatuan sriwijaya dan yng terpenting adalah penjelasan teka-teki dari letak pusat kedatuan/kerajaan ini. ini dia isi kutripannya...

sala satunya nich yg w dikutip""

 rizacky.blogspot.com/2009/05/kemala-yang-terpendam.html

Sebuah kedatuan yang pernah jaya
Hampir keseluruh Mayapada
Bawa bekal yang takkan habis oleh perjalanan waktu
Ketika kembara melangkahkan kaki menelusuri tepian pantai


Dan……………………………
Di dalam menyibak tirai itu
Harus tertebus dengan suatu pengorbanan



Walaupun alam tembangkan kidung nestapa
Kaki luka jiwa hancur
Namun sukma suci
Namun sukma putih
Dan,
Air merupakan kehidupan


Tiga helai daun lontar yang tak akan layu dan musnah karena kurun waktu
Yang putih jangan katakan hitam
Di kala kuning bertandang
Alam merupakan tirai diantara putih-putih dan kelabuh
Dan
Lengkung pelangi setelah renai hujan
Di situ tempat kerajaan kami, Istana kami
Dan
Tak ada kembara yang sanggup menembus tirai semu diantara batas kita
Itulah…………………………………………………………………
………

           Dikala bunga lotus menyebarkan fatwa


Walaupun alam tembangkan kidung nestapa
Namun sukma suci
Namun sukma putih
Dan
Air merupakan kehidupan



Semilir angin menyampaikan berita keseluruh penjuru mayapada
Dan secercah dian Darmapala menjelma
Siguntang dan Mahameru wujudan si Darta Gautama
Yang merubah perjalanan waktu
Yang menjadikan kedatuan semerbak mewangi diseluruh kanca

Di darat kau Raja
Di sungai kau Banginda
Di laut kau Sultan
Tiada tepian tiada yang kau miliki
Mentari pagi dan Ugahari terpeluk erat dalam kedatuan


Di tepian kau bercanda
Di belantara kau bersenandung
Di bukit yang berbataskan dengan kaki-kaki langit
Semua terpeluk dan tergenggam dalam kejayaan
Kau angkuh, keras, kuku membatu
Merah, putih, kuning dan perpaduan warna
Tunduk dibawah sinar rembulan

Tiada daratan, tiada lautan yang tiada kenal engkau
Tapi sayang,
Di balik awan yang hitam mentari dibelai kesenduhan

Ketika semuanya jatuh runtuh dalam mahligai kejayaan.

Tiga helai daun lontar yang tak akan layu dan musnah karena kurun waktu
Yang putih jangan katakan hitam
Dikalah kuning bertandang
Alam merupakan tirai diantara putih-putih dan kelabu
Dan
Lengkung pelangi setelah renai hujan

Disitu tempat kerajaan kami, Istana kami

Semua insan yang dulunya bercermin pada kaca yang telah retak
Membias diri dalam belaian Sang Budha
Sungai dan belantara bagaikan taman dalam Indraloka
Suara unggas dan margasatwa bagaikan paduan suara dewa-dewi Nirwana
Semua manusia dari yang hitam sampai yang terputih
Diantara yang putih, semua tiada celah
Tiada puri yang tidak terjangkau
Tiada singgahsana yang tidak terduduki
Tiada upeti yang tidak terdapat
Tiada daerah yang tidak termiliki
Semua dibawah panji-panji kebesaran Maharaja
Diantara kedua sungai dan muara
Rakyat hidup bersuka

Bukan diantara belaian duka dan air mata
Himbauan Mahameru yang tersampaikan lewat bayu
Memberikan semangat bagi insan yang ada di darat
Hamparan perairan itulah kejayaan kami
Jaya di atas kejayaan
Bunga bukan sekar melainkan kembang terputih dari putih
Dan putih yang tiada ternoda
Emas menguning tiada arti
Putih mutiara berserakan
Itu tiada berarti
Karena kedatuan memiliki lebih dari pada yang lebih
Dan
Tak ada kembara yang sanggup menembus tirai semu diantara batas kita
Itulah………………………………………………………………………
Jika kau seorang satria
Ketika kau lintasi jalan setapak dipegunungan,
Ketika kau lalu, godaan lirih dedaunan jangan kau hiraukan,
Dan bila mekar bunga sekuntum jangan kau palingkan mukamu,
Dan jangan kau petik bunga itu, niscaya kau akan luluh ditepian jeram
Himbauan burung, angin dan ranting pohon jangan kau hiraukan
Teguhkan hati, songsong surya hingga dia tenggelam,
Kala bulan sembunyi jangan kau intip bintang jika tidak ingin kau musnah


Kau basuh luka dengan air mata
Bukan dengan ratap
Semua terpendam dalam keangkuhan, kebanggaan, kekuasaan dan kejayaan
Tiada cita yang tidak tercapai
Tiada cita yang tidak tergapai
Tiada musuh yang tak terterjang
Semua kandas, hancur, tenggelam ditelan silam

Ada sebuah bukit dan ada juga lembah,
Dari sana kau dapat melihat sebuah kelok sungai yang bermuara
Di laut kau nagaikan nakhoda,
Kau intip bintang dikepekatan malam untuk tentukan arah
Dimana ada daratan
Dan
Adakah pelabuhan yang akan kau singgahi

Bila kau seekor burung lepas, bebas terbang dijagat raya
Kau pasti kembali kedaratan, ranting, dahan, tapi………………dimana ?
Sibak selimut mayapada
Teguhkan, tetapkan dan mantapkan
Tukar hatimu dengan baja
Siapkan laskar lebih dari selaksa

Telusuri sungai
Jelajahi lautan
Tembus belantara
Terjang gunung
Lewati ngarai
Akan kau temui………………………………………………… ???


Jangan kau berpaling sebelum kau temui
Ketika rona merah tiada lukis diperaduan mentari
Saat itu bulan penuh, langit tanpa awan
Saat itu, dewi, bidadari, bersuka ria di puri


Ketika fajar menyingsing dan mentari enggan menampakkan diri
Saat itu SATRIA tegak berpijak dengan kokoh, dan kokoh di persada
Disaat gendang dibunyikan oleh tangan-tangan yang kokoh
Maju, terjang bagimu hai prajurit, hantam dia dari seberang lautan,
Leburkan dia dari daratan
Songsong dia dan darimana pun dia, tidak ada rasa takut
Tertera dihati kita, selaksa kita jatuh, berjuta laksa kita tumbuh
Di kanca pertempuran, tidak ada kata muhibah ! tikam terjang,
Bunuh dan bunuh, bunuh demi Maharaja dan kejayaan kita
Tepik sorak kemenangan telah terbiasa, kekalahan sudah lumrah
Terjang badai, terjang topan, songsong armada, leburkan
Demi kesetiaan kita pada Junjungan


Ketika datang berpuluh armada bahkan lebih dari negeri jauh
Dan jauh, kita sambut dia disuatu selat, bukan diperairan,
Kita hantam dan leburkan kerajaan itu.
Semua luruh lebur yang ada hanya warna merah dan cahaya kuning
Diatas sebuah kemenangan didasari suatu kekalahan
Pahit rasa mereka, manis itu rasa kita, CAMPA itu milik mereka
Dan KEDATUAN milik kita.


Di antara DUA MUARA, SATU SELAT, LIMA SUNGAI dan
DUA ANAKNYA disitu tempat kami
Semua tiada terjamah oleh tangan baru terjamah oleh angan


Sebagai kembara, kelana
Bawah sebilah lembing tancapkan kebumi
Dan angan memerah semerah saga bagimu bukan khayalan belaka
Dan ingat……………………………………………………………..?
Bila mentari tepat diatas, bayanganmu merupakan titik
Itulah tempat kami

Bila kau dahaga ditepian kau dapat menghapus semuanya
Itulah tempat sebagian rakyat
Yang akhirnya hancur dan musnah setelah dilanda ANGKARA

Dan ada SATU KERAJAAN yang INGIN di MAHARAJA
Yang tercanang bahwa kerajaan kita hancur dan musnah karena dia
Namun semua tahu baik KUNING, HITAM, PUTIH bahwa kita tetap jaya
Kita tidak KALAH dan juga tidak MENANG.
Tapi perjalanan waktu tahu bahwa kita pernah jaya, dan jangan dicontoh
MAHARAJA yang ingin jadi RAJA bersenandung diatas runtuhnya sebuah
Keruntuhan yang terdapat dibalik keruntuhan.
AIR milik rakyat menjadi SAKSI ABADI untuk semuanya…………………

Diantara sebentuk daratan yang dibatasi oleh lautan disitu ada kami
Dikala kepekatan mencekam menghantui
Cari pelita untuk menerangi semuanya
Dan jangan lupa pada yang kuasa
Bila kau berdiri diatas sebuah bukit
Akan kau lihat puncak kedatuan kami
Yang kini terkubur dan terpendam
Diantara keangkuhan kenangan dan perjalanan masa

Alunan ilalang terlihat jelas, senandung pepohonan begitu syahdu
Penaka cetusan hati nurani sang dewi tatkala menerima KEMALA
Yang di impi, tetapi tak seindah sekar, ranting, indraloka, wadak.indah tidak terlalu indah, jelek namun terlalu indah, ataukah yang angin lirihkan
Sebentuk MERAH diatas KUNING, sebuah lambang dan kebesaran kita
Lengking SEHIDUNG, LENGUH dan teriakan nyaring disitulah daerah
Sebagian tempat kami.
Harum sekuntum kemala semerbak meronai membiasnya bianglala
Terlalu indah dan indah, bila ingin digapai tangan, ganti angan wujudkan
Dalam kenyataan dan jangan selalu dibelenggu oleh mimpi.
Lihatlah deru badai telah berlalu, kini langit membiru, membahana
Terdengar suara sang dewa dewi yang terpadu satu
Bangkit dan bangkitlah, tempu apa adanya.

Ingat fajar telah menyingsing dan temukanlah sebuah NAMA dari sebuah
KERAJAAN yang pernah jaya dihampir seluruh JAGAT RAYA.


Kau temukan TIGA helai daun LONTAR dan SATU batang JATI TUNGGAL
Disitu kau dapat melangkah maju…dan..temukan semuanya
Bila semua telah tersibak akan tejamahlah KEAGUNGAN ABADI
Dan selimut halimun yang selama ini merupakan batas antara kita
Dan
Dipunggung bukit yang sepi tetapi tidak sunyi
Hanya kelenggangan menjadi SINGGAHSANA

wow.... seandainya sumbernya lebih jelas tentu ini bisa jd rujukan baru ttg sejarah sriwijaya...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Like This bro